Sering dengar bakteri kan? Yang terlintas di pikiran pasti bakteri = jahat. Padahal sebenernya sebagian besar bakteri engga jahat lho...
Mikrobioma manusia tersusun dari
bakteri, arkae, virus, dan mikroba eukariot yang hidup di dalam tubuh manusia.
Mikroba ini memiliki potensi yang luar biasa dalam tubuh kita, baik dalam
kesehatan ataupun penyakit. Mereka ternyata memiliki peran metabolik, mencegah
tubuh kita dari serangan patogen, “mengajari” sistem imun agar lebih kuat, dan
lewat fungsi-fungsi tersebut secara langsung ataupun tak langsung berperan
banyak bagi manusia.
Bagaimana sih peneliti memelajari mikrobioma manusia di dalam tubuh?
Nah ada banyak cara seperti
dengan
- Sekuensing gen pengkode 16S rRNA dari seluruh populasi mikroba yang ada. Dari informasi sekuens ini kita cocokkan dengan basis data sekuens yang sudah ada. Proses analisis metagenom ini memiliki keuntungan juga dalam hal menilai potensi genetik dalam populasi mikroba. Jadi ringkasnya adalah, semakin bervariasi mikrobanya, maka semakin bagus kualitas mikrobioma tubuh kita.
- Analisis transkriptom, proteoma, dan metaboloma mikroba sehingga kita bisa tahu banyak transkrip-transkrip gen, protein-protein bakteri, dan metabolit-metabolit bakteri sekaligus.
Struktur dan dinamika mikrobiota manusia dewasa
Tahukah kalian? Bahwa mikrobiota
memiliki peranan dalam kesehatan manusia? Bagaimana caranya? Jadi begini,
umumnya manusia sehat dewasa memiliki lebih dari 1000 spesies bakteri yang
umumnya tergolong dalam filum Bacteroidetes dan Firmicutes. Mikrobiota ini
lokasinya di mana aja sih? Banyak!
Apa hubungan antara manusia dengan mikroba?
Interaksinya sangat kompleks!
Sistem imun kita harus bisa membedakan nih bakteri mana yang merupakan patogen,
dan mana yang merupakan bakteri komensal. Bagaimana proses belajar membedakan
mana yang baik dan mana yang buruk oleh sistem imun kita? Ternyata, komposisi
bakteri komensal mendorong diferensiasi sel T regulator (Treg) anti inflamasi.
Ada suatu kondisi ketika
mikrobioma manusia sedang dalam keadaan tidak seimbang. Peneliti menyebut
kondisi ini sebagai dysbiosis. Dysbiosis menyebabkan perubahan fungsi
fisiologis dalam tubuh yang diduga erat dapat menyebabkan munculnya penyakit
pada manusia. Ada banyak penyakit yang diduga ikut muncul setelah terjadi
dysbiosis, seperti arthritis rheumatoid, obesitas, diabetes, bahkan hingga
kanker kolorektal. Namun, sayangnya efek dysbiosis terhadap kemunculan penyakit-penyakit
tersebut masih belum jelas. Masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut.
Bagaimana dysbiosis dapat terjadi?
Sebenarnya komposisi mikrobioma
setiap individu cukup stabil, tidak berubah banyak seiring waktu meskipun antar
individu memiliki variasi yang besar. Pengaruh konsumsi makanan yang tinggi
serat terbukti baik untuk kehidupan banyak makhluk yang menempel pada tubuh
kita.
Melihat lebih dekat: Infeksi Clostridium difficile dan Dysbiosis
Infeksi Clostridium difficile
merupakan contoh penyakit manusia yang terjadi sebagai akibat dari perubahan
komposisi mikrobioma usus manusia. Ketika komposisi mikrobioma ini menjadi
banyak mengandung Clostridium difficile, yang pada akhirnya menimbulkan
penyakit pada manusia.
Saat ini, tindakan terapi dan pencegahan
yang cukup ampuh adalah dengan fetal microbiota transplant (FMT). Dari hasil analisis dari sebanyak 11
penelitian dengan melibatkan 273 pasien, didapatkan kesimpulan bahwa FMT dapat
mencegah 90% infeksi Clostridium difficile.
Take Home Message:
- Sebagian besar bakteri yang hidup menumpang pada manusia adalah bakteri baik
- Komposisi bakteri setiap individu cukup stabil. Namun, ada variasi cukup besar antar individu. Faktor pola makan dan lingkungan dapat memengaruhi komposisi bakteri
- Sejauh ini komposisi bakteri dalam tubuh kita dapat memengaruhi kondisi kesehatan manusia, meski proses penjelasannya masih butuh penelitian lebih lanjut
- Pengetahuan kita masih cukup kurang terhadap mikrobioma ini. Ketika kita sudah menemukan titik terang tentang mikrobioma, kita akan sangat mungkin menemukan metode baru dalam deteksi dan pengobatan penyakit manusia
Disusun oleh: Roihan Mohamad Iqbal
Sumber:
Shreiner AB, Kao JY, and Young
VB. The gut microbiome in health and in disease. Curr Opin Gastroenterol. 2015
January ; 31(1): 69–75.
https://reportshealthcare.com/fecal-microbiota-transplants-why-do-you-need-to-know-about-it/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar