Dalam
tulisan sebelumnya di page ini, diceritakan bahwa kimia adalah untuk
siapa saja, karena memang kimia ada di mana saja. Lalu, bagaimana kimia dalam
kedokteran?
Kimia
memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kedokteran, sehingga ilmu kedokteran
bisa seperti sekarang yang perkembangannya luar biasa cepat. Maka, dapat
dikatakan bahwa kimia adalah jantungnya ilmu kedokteran, karena kerja suatu
obat di dalam tubuh intinya didasarkan pada kimianya. Seperti vaksin dan bahkan
genetik (DNA), tidak mungkin ditemukan jika tidak karena ilmu kimia, dan
faktanya vaksin Rabies dan Anthrax ditemukan oleh seorang kimiawan terkenal,
yaitu Louis Pasteur.
Untuk
tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, apoteker, dan yang lainnya, mereka
harus memiliki pemahaman kimia yang baik, sehingga biasanya salah satu syarat
untuk masuk ke perguruan tinggi dengan jurusan yang berhubungan dengan
kesehatan adalah memiliki nilai kimia yang baik. Ya, karena apapun yang terjadi
di dalam tubuh manusia adalah kimia.
Oke,
coba kita bahas kerja obat yang sangat didasarkan pada kimia. Semua obat
bekerja dengan cara berinteraksi dengan zat kimia lainnya yang berada di sel
tubuh manusia. Ketika obat dicerna, obat itu akan didistribusikan hingga sampai
di tujuan kimianya (sesuai dengan sel yang dituju). Beberapa obat akan melewati
sawar darah otak yang hebat dan mempengaruhi sel yang ada di otak. Maka,
hati-hati ketika obat itu juga berinteraksi dengan neuron. Ya, obat kadang
memiliki efek samping, karena berinteraksi dengan sel yang tidak diinginkan.
Itulah mengapa kedokteran adalah pertemuan antara kimia dan biologi.
Untuk
membuat obat suatu penyakit, misalkan kanker, maka peneliti obat akan mencari
senyawa kimia yang akan bereaksi dengan cara yang diinginkan di dalam tubuh,
yaitu bereaksi di tempat yang semestinya di sel kanker yang dituju dan
meminimalisir efek samping yang bereaksi di tempat lain. Maka, seringkali untuk
mensintesis suatu obat, ahli kimia dan ahli biologi bekerjasama sehingga obat
itu efektif ke sel yang dituju, dan juga aman untuk pasiennya.
Sudah
mulai tertarik untuk masuk ke kedokteran? 😊
Oke,
mari kita sebutkan satu per satu pentingnya kimia dalam kedokteran. Kimia
penting dalam mengetahui komposisi obat yang sebenarnya, memahami sifat kimia
dari obat tersebut, memprediksi interaksi antar obat, untuk sterilisasi dan
sanitasi, mendiagnosis suatu penyakit, meregulasi distribusi obat, mengurangi
efek toksik dari obat dan meningkatkan tolerabilitas, untuk menemukan berbagai
obat-obat baru atau meningkatkan potensi obat, untuk mempelajari mekanisme
suatu penyakit, serta untuk mengetahui bagaimana suatu obat bekerja. Banyak
kan? Hehe.. Kita bahas satu per satu poinnya ya 😊
Dalam
mengetahui komposisi obat, ketika kita melihat label pada bungkus suatu tablet
atau obat lainnya, maka kita akan melihat beberapa bahan disamping obat
aktifnya. Pengetahuan kimia membantu tenaga kesehatan untuk mengetahui peran
komposisi obat tersebut dan bagaimana obat tersebut harus diberikan, atau
bagaimana obat tersebut bekerja.
Pengetahuan
kimia juga membantu seorang dokter untuk menebak bagaimana suatu obat bekerja,
karena obat-obat itu memiliki berbagai sifat kimia seperti asam, basa, larut
lemak, larut air, polaritas, dsb. Sebagai contoh, suatu obat yang bersifat asam
akan lebih mudah diabsorbsi dalam lambung, sedangkan obat yang bersifat basa
lebih baik diserap di dalam usus. Selain itu, obat lipofilik (larut lemak)
terdistribusi lebih cepat ke dalam otak dan jaringan yang lebih dalam
dibandingkan obat hidrofilik (larut air).
Pada
banyak kasus, seorang dokter akan memberikan terapi berbagai obat untuk
seseorang. Maka, pengetahuan kimia sangat penting untuk membantu apoteker dalam
memprediksi apakah berbagai obat itu mengalami interaksi satu sama lain.
Sebagai contoh dalam kasus ulkus lambung, dokter mungkin akan meresepkan sebuah
antasida seperti kalsium hidroksida dan juga antibiotik seperti tetrasiklin.
Namun, tetrasiklin akan membentuk sebuah senyawa kompleks dengan kalsium
sehingga tidak menunjukkan efek terapinya. Sehingga, harus ada obat lain yang
dapat bekerja tanpa berinteraksi dengan obat yang diberikan bersama.
Dalam
sterilisasi dan sanitasi, banyak digunakan senyawa kimia seperti alkohol,
fenol, asam, dan aldehid. Pengetahuan kimia membantu kita mengetahui bagaimana
suatu senyawa dapat membunuh mikroba. Maka, petugas sterilisasi/sanitasi dapat
menentukan tipe agen sterilisasi yang harus dipakai untuk berbagai keperluan.
Hal
lain yang juga menarik adalah bahwa banyak penyakit dapat didiagnosis dengan
tes biokimia sederhana. Misalnya kadar gula darah dan kadar kolesterol darah
dapat didiagnosis dengan cepat hanya menggunakan metode kimia, dan harganya pun
lebih murah daripada metode lain. Kadar gula darah dapat diestimasi dengan
metode glucose oxidase.
Selanjutnya, dalam hal absorbsi, distribusi,
dan ekskresi suatu obat, kita dapat mengontrolnya dengan mengubah parameter
kimia di dalam tubuh. Misalkan, jika seseorang mengonsumsi salisilat dengan
dosis yang tinggi atau obat yang bersifat asam lainnya, maka ekskresinya dapat
ditingkatkan dengan membuat darah sedikit basa dengan memberikan natrium
bikarbonat.
Berkaitan
dengan mengurangi efek racun suatu obat, gugus fungsi utama dalam obat yang
bertanggung jawab untuk efek terapetik dan toksik harus dipastikan. Setelah
diketahui secara pasti, efek toksik dalam obat dapat diminimalisir dengan cara
memodifikasi gugus fungsi tersebut.
Dalam
hal menemukan obat baru ataupun meningkatkan potensi suatu obat, harus diketahui
dulu struktur kimia dari obat yang sudah ditemukan. Setelah itu, dari struktur
tersebut dapat dieksplorasi lebih lanjut untuk membuat obat yang baru dengan
mengubah strukturnya.
Sebagian
besar penyakit dapat dijelaskan dengan beberapa perubahan kimia dalam tubuh.
Sebagai contoh peningkatan sekresi asam klorida dalam keasaman lambung,
berkurangnya kadar besi pada anemia, dan lain sebagainya. Hal ini membantu
tenaga kesehatan untuk mengetahui mekanisme yang sebenarnya dari suatu
penyakit, sehingga dapat memberikan terapi yang benar. Obat yang diberikan pun
juga memiliki mekanisme yang spesifik untuk menyembuhkan. Hal ini dapat
dipelajari dan juga dijelaskan dengan baik dengan ilmu kimia.
Nah,
sudah banyak contohnya kan? Sudah tertarik untuk masuk kedokteran? Kedokteran
tidak melulu soal biologi kan. Jadi, bagi yang tertarik masuk kedokteran, bisa
mulai dari sekarang belajar lebih dalam ilmu kimia, sehingga menjadi dasar yang
kuat untuk belajar kedokteran. Selamat belajar 😊
Oh
ya, bagi kalian yang belum berminat untuk masuk kedokteran atau menjadi tenaga
kesehatan lainnya, jangan kehilangan semangat untuk belajar kimia ya, karena
kimia ada di seluruh aspek kehidupan kita. Perlu contoh aplikasi kimia dalam
bidang yang lain? Silakan request di kolom komentar ya 😊
Muhammad Roihan
Munajih – Mahasiswa tua di Kedokteran UGM
Peraih Medali
Perak OSN SMA 2014 Bidang Kimia
Peraih Medali
Emas ON MIPA Perguruan Tinggi 2016 Bidang Kimia
Pembimbing
Pelatihan Nasional International Chemistry Olympiad (IChO)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar