Hai hai… Apa kabar Sobat KOJA? Pastinya semangat selalu ya...oke. Kita bertemu di pembahasan soal pertama untuk bidang kebumian. Well, pada dasarnya kami berusaha sebaik mungkin menyajikan solusi untuk kalian para Sobat KOJA di mana pun berada, jadi… jika ada masukan atau koreksi segera sampaikan ya! Jika ingin berdiskusi juga silakan aja di kolom komentar.
Soal yang akan kita bahas kali ini adalah soal tes praktek OSN Kebumian 2016 sub-bidang
Astronomi. Yap, OSN saat itu diadakan di Kota Palembang, Sumatera Selatan.
Adapun file soal praktek dapat kalian unduh melalui laman milik PSMA Kemendikbud disini.
Langsung saja step-by-step mengerjakannya kita simak bersama.
Astronomi. Yap, OSN saat itu diadakan di Kota Palembang, Sumatera Selatan.
Adapun file soal praktek dapat kalian unduh melalui laman milik PSMA Kemendikbud disini.
Langsung saja step-by-step mengerjakannya kita simak bersama.
- Kita diberi Teleskop Refraktor Baride dengan diameter (D) = 90 mm
dan panjang fokus objektif (Fob) = 900 mm. - Arahkan ke matahari. Caranya, atur telesekop sedemikian rupa hingga bayangan
Optical Tube Assembly (OTA) mencapai ukuran terkecil. Tentu saja dengan
lensa objektif mengarah ke matahari ya, jangan kebalik! Jika dirasa sudah
mengarah matahari, bisa dicek menggunakan eyepiece. PASTIKAN filter terpasang,
supaya tidak muncul asap dari mata kalian. Hehe bercanda. Tapi serius. Bahaya
pokoknya kalau mengamati matahari tidak pakai filter. - Posisikan matahari agar berada di tengah medan pandang. Caranya tidak boleh
sembarangan ya... - Gerakkan teleskop dengan tangan atau putar knob pada teleskop, maka
tabung teleskop akan bergerak. Dan jika kita amati, yang bergerak di medan
pandang adalah mataharinya. Perhatikan, sebelum memutar knob, semua
sekrup yang mengunci pergerakan teleskop harus dibuka sesuai kebutuhan.
JANGAN memaksa memutar teleskop dengan kondisi pengunci gerak yang kencang.
Nanti bisa rusak :( - Nah ini bagian pentingnya. Jika kita menggerakkan teleskop ke arah DEKLINASI
positif, maka Matahari akan bergerak ke arah sebaliknya. Mengapa? Karena
yang kita gerakkan adalah tabung teleskopnya. Di medan pandang, Matahari
akan “tertinggal” sehingga dia akan bergerak ke arah “negatif” (silakan dipikirkan
arah mata anginnya ke mana tuh hehe). - SUDUT JAM positif juga begitu. Ketika kita menggerakkan teleskop ke arah positif, maka Matahari di medan pandang akan “melawan” gerak teleskop kita. Sudut jam positif adalah ke arah barat. Saat kita gerakkan teleskop ke arah barat, justru Matahari di medan pandang akan bergerak ke “timur.”
- Gunakan ini untuk orientasi arah pada medan pandang teleskop kalian.
Lingkaran besar ini adalah medan pandang teleskop. Gambar menyusul
hehe
hehe
- Posisikan piringan kanan Matahari agar bersinggungan dengan batas kanan medan
pandang. Tips: kita pada arah sudut jam saja. Alias timur-barat. Dan… bagian kanan
pada medan pandang kita adalah arah “timur.” Hitung waktu yang dibutuhkan
Matahari untuk bergerak dari kanan ke kiri medan pandang dengan stop-watch.
Kita perhatikan titik yang sama ya, yaitu bagian kanan piringan Matahari saja.
Kapan piringan kanan Matahari menyentuh piringan kiri medan pandang, alias
Matahari “keluar” dari medan pandang. Ini bagian yang penting. - Hitunglah besar medan pandang teleskop. What?? Gimana cara tahunya? Kita ‘kan
hanya tahu ukuran D dan Fob teleskopnya aja ya…. Hmmm Hmmmm. Sobat KOJA,
kata kuncinya ada pada poin 2 di atas. Yap, benar sekali yaitu waktu yang
dibutuhkan Matahari untuk bergerak “melintasi” medan pandang teleskop.
Gini nih cara berpikir kita sebagai geosaintis: - Kita berada di Bumi yang flat berotasi, oke? Berarti,
- Matahari hanya seolah-olah melintasi medan pandang teleskop. Inilah salah
satu contoh fenomena geosentris. - Faktanya, Matahari “diam” saja. Justru medan pandang teleskop yang
menyorot Matahari, sambil bergerak mengikuti rotasi Bumi. Berarti, - Kita tahu kan, laju rotasi Bumi itu besarnya adalah* (pendekatan) 360o per
24 jam. Berarti, - Selang waktu yang dibutuhkan Matahari bergerak dari ujung ke ujung medan
pandang teleskop adalah besar sudut medan pandang itu sendiri. Hitung aja,
misal 120 detik dikali sekian derat. (tergantung peraga kalian).
Terjawab?
- Nah masalah kali ini kita “tinggal” menggunakan rumus. Medan pandang semu
diasumsikan sebesar 45o
- Pertama kita mencari perbesaran dahulu. Perbesaran (M) = Medan pandang semu / Besar medan pandang.
- Setelah mendapatkan nilai M, selanjutnya kita bisa mencari panjang fokus eyepiece.
Fokus eyepiece (Fey ) = Fob / M
Tada~~ jadi deh!
Dan terjawablah sudah soal praktek astronomi. Selamat pusing belajar! :D
Maaf ilustrasi dan "kunci" jawaban menyusul
Tidak ada komentar:
Posting Komentar